Senin, 14 April 2014

TUGAS

TUGAS INDIVIDU

TUGAS MATA KULIAH PAEDAGOGI

WAWANCARA GURU

OLEH :

                                    TIKA RAMADHANI FITRI                      10 -018
usucolour1





FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
T.A. GENAP 2013/2014



BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan mutu pendidikan selalu menjadi isu sentral dalam penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan kualitas pendidikan ini menjadi salah satu strategi pokok selain pemerataan kesempatan dan akses pendidikan serta peningkatan relevansi dan efisiensi (Natsir, 2002: 1, Mulyasa, 2009: 8).
Berbicara mengenai kualitas Berbicara mengenai kualitas pendidikan maka tak akan lepas dari peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru. Guru merupakan unsure utama dalam keseluruhan proses pendidikan dan di setiap jenjang pendidikan, khususnya di tingkat institusional dan instruksional. Tanpa guru, pendidikan hanya akan menjadi slogan muluk karena segala bentuk kebijakan dan dan program pada akhirnya akan ditentukan oleh kinerja pihak yang berada di garis terdepan yaitu guru. Guru menjadi titik sentral dan awal dari semua pembangunan pendidikan. Pada umumnya para ahli sepakat bahwa guru merupakan sosok kunci
yang memberikan kontribusi terbesar dalam pencapaian prestasi siswa.
            Pembelajaran selalu melibatkan hubungan antara pikiran seseorang atau sekelompok orang lainny. Disini guru tidak sama dengan buku yang bisa “berbicara” atau sebuah piringan hitam animasi yang bisa menyiarkan substansi pelajaran ke permisa yang tidak diketahui. Hubungan tersebut adalah hubungan dua arah. Guru memberikan dan siswa menerima bantuan dan bimbingan. Siswa adalah “subjek didik atau murid”, yaitu mereka yang menerima dan mengikuti disiplin.
            Setiap individu pernah merasakan betapa pentingnya pendidikan untuk masa depan. Sama halnya dengan saya yang sudah mengikuti proses pendidikan dari saya TK,SD.SMP,SMA dan saat ini masih duduk di bangku kuliah. Betapa hebatnya peran seorang tenaga pendidik dalam memberiakan ilmu untuk masa depan saya dan orang-orang lain. Ia yang saya sapa dengan “ibu” merupakan guru SD pada salah satu sekolah islam swasta yang memiliki latar belakang pendidikan di dunia perkulihan. Seorang guru yang telah memberikan kemampuan yang ia miliki untuk dapat diterapkan bagi peserta didiknya. Ia mengajar sudah 5 tahun dan memberikan seluruh kontribusi yang ia miliki untuk sekolah ditempat ia mengabdi.


BAB II
HASIL WAWANCARA

Insial Guru SD IMS( Ibtihyah Madrasah Swasta)     : F
Jenis Kelamin                                                              : Perempuan
Lama Mengajar                                                           : 5 tahun
Wawancara                                                                 : 06 April 2014, jam 19.00 Wib
Dari proses wawancara yang saya lakukan dengan Guru Sd tersbut yaitu pandangan guru tentang pendidikan memainkan peran penting mengapa ia memilh bidang pendidikan sebagai suatu pengabadian bagi ia sejak lebih dari 5 tahun ini. Ia mengatakan pendidikan saat ini cukup bagus dalam ranah pendidikan khususnya pendidikan Sekolah Dasar. “Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalm pendidikan”. Jadi, dengan adanya program pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah dengan dukungan dari para Guru dan Sekolah khususnya dalam hal mengembangkan pendidikan buat seluruh anak Indonesia sudah cukup baik tetapi untuk didaerah-daerah terpencil pendidikan masih sulit untuk di capai. Pendidikan itu nomor satu bagi siapa saja dengan adanya pendidikan yang telah kita tempuh kita menjadi manusia yang cerdas.
Motivasi saya menjadi sorang guru tidak lepas dari keinginan saya untuk memajukan para anak bangsa Indonesia tidak hanya berpendidikan Formal tetapi juga menerapkan adanya pendidikan Islam dan pngetahuan agama untuk dapat mengimbangi dirinya antara pendidikan dunia dan akhirat. “Saya menjadi seorang guru merupakan impian saya sejak kecil karena saya ingin setiap anak Indonesia mendapatkan hak pendidikan yang sama baik dari kalangan manapun”. Untuk itu saya selalu iklhas menjalani pendidikan ini sebagai seorang pengajar  karena saya ingin anak-anak Indonesia dapat menjadi anak yang cerdas untuk bangsa kita. Ketika dikelas saya juga mengatakan bahwa kita harus belajar sungguh-sungguh untuk mencapai masa depan”.
Sudut Pandang ia sebagai seorag guru melihat peserta didik saat ini cukup baik dan bangga karena banyak anak Indonesia yang mampu bertarung dengan Negara lain baik seperti Olimpiade yang saat ini Indonesia mendapat peringat yang cukup baik. Seperti halnya ditempat ia mengajar, ia berhasil menerapkan sistem pembelajaran bersama antara Guru dan Murid untuk dapat mempermudah murid memahami isi materi yang diberikan. Ia juga menerapkan sistem diskusi diluar jam sekolah setelah ia selesai mengajar, alasannya yaitu ia ingin agar para anak-anak didiknya dapat memimpin bangsa dan menjadi siswa yang berprestasi dan cerdas. Ia juga mengatakan bahwa peserta didik saat ini kita harus pandai-pandai mendekatinya apalagi anak SD yang masih sulit untuk kita mmebuat ia tenang dengan situasi belajar yang fektif buat peserta didik teersebut.Peserta didik semua ada siswa yang pintar dan cerdas untuk itu kita harus mampu membuat peserta didik menjadi manusia yang cerdas dalam dunia pendidikan yang saat ini sudah semakin canggih dan berkembang.
Filosofi ia sebagai seorang pengajar tidak lain dan tidak bukan sebagai seorang guru yaitu “selagi kita bisa memberian ilmu kepada siapa pun untuk pendidikan kita berikan lah yang terbaik buat pendidikan dengan penuh rasa ikhlas dan sepenuh hati menjalaninya”
Pendekatannya dalam mengajar ia menggunakan sistem student Centred dan Teacher centred pada awalnya tetapi karena ketentuan pihak sekolah ia menggunkan sistem tematik yaitu menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam pross pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pngalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya.

                                                                   BAB III
PEMBAHASAN
Menagajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunkan media teretentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari dimana pun dan kapan pun baik individual, kelompok, maupun dilembagakan.
Badan Nasional Standar Profesional Pengajaran di Amerika Serikat telah membuat rumusan yang baik tentang pengajaran, dimana guru memfasilitasi peluang belajar siswa tidak hanya sekedar menempatkan orang-orang muda dilingkungan edukatif, melainkan juga harus memotivasi mereka, menangkap pikiran mereka dan hati mereka, serta melibatkan mereka aktif dalam pembelajaran. Seorang guru juga harus menghargai perbedaan individu dan percaya bahwa semua siswa dapat belajar, meskipun pada tingkat dan dengan cara yang berbeda. Seorang guru belajar bagaimana mengenali gaya siswa dan berbagai cara belajar yang berbeda.
Guru yang cerdas atau jenius yaitu mencerminkan keterpelajaran integritas pribadi, dan kemampuan berkomunikasi dengan siswa. Karakteristik pengajar yang cerdas integritas, setidaknya dalam tiga makna yang terpisah yaitu pertama kejujuran yang tercemin dari prinsip hidup dan keterusteerangan yang layak. Kedua, integritas berupa kelengkapan atau kesatuan karakter, rasa percaya diri, dan identitas pribadi yang menunjukkan diri sebagai guru yang hebat. Ketiga, kemampuan berkomunikasi dengan siswa dan anak-anak muda merupakan karakteristik dari ketiga dari seorang guru yang baik dan cerdas.
Kegiatan pemebelajaran yang baik menuntut kehadiran guru yang baik. Berbeda guru berbeda pula karakter dan gayanya. Semua guru harus menjadi guru yang baik. Ada 10 kualitas guru yang baik yaitu :
1. Confidence atau keyakinan diri sendiri. Guru yang baik tetap memiliki kepercayaan diri, meski sesekali merasakan kemunduran.
2. patience atau kesabaran. Guru terbaik bisa membantu siswa yang mengalami gangguan mental. Bukan berarti mereka harus, tetapi mereka begitu sabar, meski mungkin bukan lagi menjadi tugas utamanya. Guru yang terbaik harus adalah mereka yang bersedia terus menjelaskan, mengetahui, dan akhirnya menerima bahwa hal itu masuk akal.
3. True Compassion fot their students atau memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya. Guru terbaik peduli dengan siswa mereka sebagai individu dan ingin membantunya.
4. Understanding atau pemahaman. Guru yang baik memilikki pemahaman yang benar prima tentang bagaimana mengajar. Mereka tidak memiliki teknik yang kaku dan bersikeras menggunakannya, sehingga hal itu membantu kelancaran dan kemudahaan siswa belajar.
5. The ability to look at life in different way and to explain a topic in a different way atau kemampuan melihat khidpan dengan cara yang berbeda dan mejlaskan topik dengan cara yang berbeda.
6. Dedication to excellience atau dedikasi untuk keunggulan. Guru yang baik memiliki dedikasi dan menginginkan capaian yang terbaik dari siswa – siswanya dan diri mereka sendiri.
7. Unwavering Support  atau teguh dalam mmeberikan dukungan. Guru terbaik tahu bahwa setiap siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik jika mereka memiliki guru yang tepat.
8. Willingness to help student achive atau kesedihan untuk membantu siswa mencapai prestasi. Guru terbaik adalah mereka yang tidak secara otomatis “berhenti mengajar” ketika bel berbunyi.
9.Pride in student’s accomplishments atau bangga atas prestasi siswa. Guru terbaik sangat bangga dengan siswanya yang mendapatkan nilai yang baik atau memperoleh kehormatandari masyarakat.
10. Passion for life atau bergairah untuk hidup. Guru terbaik tidakk hanya tertarik pada bidang tugasnya, melainkan juga mereka bersemangat tentang hal itu. Guru terbaik juga semangat tentang hal – hal lainnya.

Dari proses wawncara yang saya lakukan seorang guru harus memberiak yang terbaik bagi muridnya dalam menggembangkan pendidika dan penuh rasa ikhlas terhadap pengajaran yang dilakukan. Setiap guru harus mampu menerapkan Paedagogi modern seperti yang di berikan pada sistem pengajaran sekolah IMS yiatu menggunaan sistem Paedagogi Modern. Beberapa definisi yang terkait dengan paedagogi modern yaitu :
a. Pengajaran (teaching) yaitu teknik atau metode kerja guru dalam mentransformasikan onten pengetahuan, merngsang, mengawasi dan memfasilitasi pengembangan siswa.
b. Belajar (learning) yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan.
c. Hubungan mengajar dan belajar dengan segala faktor lain yang tergamit mendorong minat paedagogi yaitu siswa melakukan penelitian sederhana.
d. hubungan mengajar dan belajar berkaitan dengan semua pengetahuan pada segala tahapan usia yaitu sebagaimana yang dikembangkan dilembaga-lembaga formal dan non formal dalam masyrakat.




BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil wawancara yang saya lakukan yaitu erlu adanya hubungan dua arah. Guru memberikan dan siswa menerima bantuan dan bimbingan. Untuk itu sebagai staff pengajar seorang guru harus mampu menjadi jembatan bagi murinya untuk pendidikan masa depan.
Seorang guru juga harus mampu menerapkan sistem paedagogi yang baik untuk menjalin komunikasi dan keakraban dngan peserta didik. Seorang guru berhaapan dengan siswa yang banyak da beragam baik dari sikap dan gaya belajar yang berbeda juga.
Seorang guru juga harus mampu mendorong para peserta didik untuk mau belajar demi masa depannya. Banyak yang mengakatan bahwa megajar adalah sen. Tetapi banya juga yang percaya bahwa memposisikan mengajar sebagai aktivitas “ilmiah” dapat diformalkan.



BAB V
SARAN
-          Guru harus mampu menjadi sahabat bagi murid
-          Untuk dukungan pihak sekolah perlu adanya pembelajaran untuk para guru sehingga bisa dapat diterapkan dilingkungan sekolah. Pembelajaran yang dilakukan yaitu bagaimana menjadi staff pengajar yang memiliki jiwa besar dalam mengajar
-          Untuk pemerintah sendiri perlu adanya dukungan- dukungan yang diberikan untuk para sistem pendidik agar mereka mampu meerapkan ilmu yang mereka miliki lebih dalam lagi.
-          Siswa sendiri diharapkan lebih kreatif dalam menggembangkan peengetahuan dam menggali lagi potensi belajarnya.












DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan dan Khairil. 2013. Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : ALFABETA.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar