Sabtu, 05 April 2014

LAPORAN KEGIATAN


TUGAS KELOMPOK

TUGAS MATA KULIAH PAEDAGOGI

LAPORAN KEGIATAN RANCANGAN PEMBELAJARAN PAEDAGOGI


Kelompok 10:
Andry Sony                            091301079
Tika Ramadhani                              101301018
Febri Inka Mandasari            101301020
Kristy Merlin                          121301115

usucolour1





FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
T.A. GENAP 2013/2014

BAB I
LATAR BELAKANG

            Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal. Menurut John Locke (dalam Gunarsa, 1986) anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar. Anak-anak merupakan peserta didik yang memiliki kemampuan yang berbeda dalam belajar baik disekolah maupun dirumah. Kelompok mengumpulkan anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang duduk dibangku kelas tiga. Anak yang duduk dibangku kelas tiga SD telah diberikan pembelajaran formal disekolah baik Matematika, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Umum dan Alam. Anak-anak memiliki variasi dalam bakat dan minatnya terhadap pembelajaran yang diberikan. Sehingga demikian seorang guru/pengajar dapat mengetahui minat dan kesukaan muridnya.
            Mengajar merupakan seni dan ilmu yang mentransformasikan bahan pembelajaran kepada peserta didik pada situasi dengan menggunakan media tertentu. Siapa saja dapat menjadi pengajar baik pengajar secara Formal maupun non Formal. Dalam masa perkembangannya seorang anak dapat belajar dimana saja baik disekolah maupun dirumah. Pembelajaran yang dilakukan melibatkan hubungan antara pikiran seseorang atau sekelompok orang lainnya. Banyak orang yang mengatakan bahwa mengajar adalah ilmu namun kegiatan belajar mengajar merupakan basis dan di pandu dengan ilmu yang ada. Banyak orang juga mengatakan bahwa belajar adalah seni namun ada juga yang mengakatan bahwa memposisikan mengajar sebagai aktvitas “Ilmiah”. Esensinya seorang pengajar dapat menggunaka  gaya apa saja dalam memberikan pengetahuan kepada muridnya asalkan dengan cara itu ia mampu membuat standar dan perilaku mengajar yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan mudah dan benar. Seorang pengajar juga harus mengetahui mengenai identitas diri murid baik kekurangan dan kelebihan pada diri seorang murid. Hal itu dilakukan untuk dapat mengetahui bagaiamana kemampuan murid dalam belajar.
            Dalam prosesnya ada beberapa anak yang suka dengan berhitung tetapi anak yang suka dengan ilmu pengetahuan dan sebaliknya. Dari pelajaran diatas yang menjadi masalah utama pada anak-anak yaitu Matematika terutama Perkalian dan Pembagian. Dengan demikian kelompok memberikan pelajaran tambahan sambil bermain dengan anak-anak disalah satu rumah anggota kelompok. Kelompok merasa kegiatan ini penting untuk melatih mereka dan mengajarkan mereka tentang perkalian dan pembagian dengan cara yang asyik dan menyenangkan.  Proses yang dilakukan berupa mengajar yang dilakukan oleh kelompok kepada anak-anak dengan cara yang sistematisasi komunikasi antara kelompok dengan anak.
            Pertemuan untuk kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuannya akan dilakukan sebanyak 60 menit. Kegaitan yang dilakukan pada tanggal 22 Maret 2014 dan 23 Maret 2014. Kelompok akan melakukan kegiatan ini di Jalan Karya Setuju Medan disalah satu rumah anggota kelompok. Kegiatan ini dilakukan di Outdoor Rumah dengan lingkungan taman. Fasilitas yang digunakan berupa kursi dan Meja untuk tempat duduk anak-anak dan pengajar. Disusun 5 buah kursi dengan didepannya 3 buah meja kecil.


















BAB II
KONSEP RANCANGAN BELAJAR

A.    Pembagian Sekuen Pembelajaran

            Pertemuan I / 22 Maret 2014
            Tema   : Telling Story dan Belajar Matematika
1.      Pembuka
Kegiatan ini akan dibuka dengan waktu 15 menit. Dimulai dengan salam pembukaan dan perkenalan diri antara kelompok dan anak-anak. Kemudian dilanjutkan dengan sharing bareng tentang apa kegiatan yang sudah mereka lakukan hari ini sedikit bercerita tentang sekolah mereka.
2.      Inti
Inti dari kegiatan ini akan dilakukan selama 40 menit. Disini akan diberikan pembelajaran tentang Telling Story dan Belajar Matematika. Dimana anak-anak akan diajak bercerita dan bermain sambil belajar tentang matematika yaitu khususnya perkalian dan pembagian. Setelah itu di berikan latihan tentang cerita yang diberikan dan evaluasi hasil latihan mereka.
3.      Penutup
Penutup kegiatan ini dilakukan selama 5 menit. Disini, dilakukan diskusi hasil kegitan yang dilakukan untuk menarik kesimpulan pada pertemuan pertama ini.

Waktu
Kegiatan
Penjelasan
13.00 – 13.05 wib
Pembukaan dan Perkenalan
Dimulai dengan salam pembuka dan perkenalaan antara Pengajar dan Anak-anak
13.05 – 13.15 wib
Sharing Bareng
Sharing bareng tentang kegiatan mereka hari ini dan sedikit bercerita tentang sekolah mereka
13.15 – 13.45 wib
Telling Story dan Belajar Matematika
Bercerita dan bermain sambil belajar tentang matematika yaitu perkalian dan pembagian
13.45 – 13.55 wib
Latihan dan Evaluasi
Latihan tentang cerita yang diberikan dan evaluasi hasil latihan mereka
13.55 -14.00 wib     
Penutupan
Diskusi hasil kegiatan yang dilakukan untuk menarik kesimpulan pertemuan pertama


Pertemuan II / 23 Maret 2014
Tema   : Games dan Matematika
1.      Pembuka
Pembuka kegiatan pada pertemuan kedua ini akan dilakukan selama 15 menit. Dimulai dengan salam pembuka, kemudian dilakukan flashback kegiatan pada pertemuan pertama, dimana anak-anak diminta untuk menceritakan kembali apa yang mereka lakukan pada pertemuan pertama.
2.      Inti
Inti kegiatan pada pertemuan kedua ini akan dilakukan selama 40 menit. Disini akan diberikan pembelajaran tentang Games dan Matematika. Dimana, anak-anak akan diajak belajar matematika sambil bermain. Pembelajaran dimulai dengan games pertama yaitu tebak anggota tubuh dan games kedua yaitu menghitung sekitar. Kemudian juga diberikan latihan dan evaluasi  tentang games matematika yang diberikan untuk mengetahui kemampuan mereka selama kegiatan
3.      Penutup
Penutup kegiatan ini dilakukan selama 10 menit. Disini dilakukan diskusi hasil kegitan yang dilakukan untuk menarik kesimpulan pada pertemuan kedua ini. Disini juga dilakukan perpisahan  antara kelompok dan anak-anak.

Waktu
Kegiatan
Penjelasan
10.00 – 10.05 wib
Pembukaan
Dimulai dengan salam pembuka untuk pertemuan kedua
10.05 – 10.15 wib
Flashback Kegiatan sebelumnya
Anak-anak menceritakan kembali apa yang mereka lakukan pada pertemuan pertama
10.15 – 10.45 wib
Games dan Matematika
Permainan yang mengacu pada matematika
10.45 – 10.55 wib
Latihan dan Evaluasi
Latihan tentang games matematika yang diberikan untuk mengetahui kemampuan mereka selama kegiatan
10.55 -11.05    wib     
Penutupan
Diskusi hasil kegiatan yang dilakukan untuk menarik kesimpulan pertemuan kedua


B.     Pembagian Tugas Kelompok

1.      Pertemuan I :
- Perkenalan                       : Tika Ramadhani Fitri.R
- Sharing                            : Febri Inka Mandasari
- Isi Pertemuan I               : Kristi
- Penutup                           : Tika Ramadhani Fitri.R
- Observer                         : Sony
2.      Pertemuan II :
- Pembuka kegiatan           : Kristi
- Flashback kegiatan         : Sony
- Isi Pertemuan I               : Tika Ramadhani fitri
- Penutup                           : Kristi
- Observer                         : Febri Inka Mandasari

C.    Alat Bantu yang digunakan
Alat bantu yang akan digunakan adalah
1.      5 buah Buku tulis
2.      5 buah Pensil
3.      Reward (5 bungkus Cheetoss dan 5 kotak susu Indomilk)
4.      1 buah kamera
5.      1 buah Laptop
BAB III
PROSES PEMBELAJARAN

A.    Skenario
1.      Hari Pertama
Saat kegiatan pembelajaran dilakukan. Sabtu siang, Kelompok menyusun 3 meja kecil dan 5 kursi kecil diteras rumah yang menjadi tempat dilakukannya kegiatan pembelajaran. Anak-anak pun datang sebanyak 5 orang dan kemudian anggota kelompok menyuruh mereka duduk ditempat duduk yang mereka inginkan, kemudian Anak-anak duduk ditempat duduknya masing-masing. Sambil menenangkan anak-anak yang baru datang, dan mereka masih bingung ingin melakukan apa, salah satu anggota kelompok sambil berdiri mulai membuka pertemuan yang akan dilakukan dengan pembukaan dan perkenalan.
      Saat pembukaan dan perkenalan, anggota kelompok memulainya dengan salam pembuka, dan menanyakan kabar anak-anak, kemudian memperkenalkan diri masing-masing. Setelah anggota kelompok memperkenalkan diri anak-anak diminta untuk menyebutkan satu persatu nama anggota kelompok. Setelah anak-anak sudah tahu nama masing-masing anggota kelompok, kelompok meminta anak-anak sekarang yang memperkenalkan dirinya, namanya siapa, kelas berapa, dan sekolah dimana. Setelah anak-anak selesai memperkenalkan diri mereka, kelompok mengajak anak-anak untuk sharing bareng tentang apa yang sudah mereka lakukan hari ini, disini anak-anak akan bercerita tentang apa yang sudah mereka kerjakan disekolah, sudah sampai mana mereka pelajari disekolah, apa yang sudah mereka lakukan setelah pulang sekolah, dan hal lainnya. Hal ini dilakukan untuk membangun raport dengan anak-anak.
Setelah sharing bareng, kelompok mulai mengajak anak untuk memulai kegiatan pembelajarannya. Kelompok mulai membagikan buku tulis dan pensil ke setiap anak. Karena tidak ada papan tulis kelompok pun menggunakan laptop. Kelompok menjelaskan model pembelajaran seperti apa yang harus diikuti anak-anak. Kelompok juga menanyakan apakah anak-anak sudah paham dengan penjelasan yang sudah dijelaskan kelompok, dan kalau belum jelas anak-anak boleh menanyakannya mana yang tidak jelas. Model pembelajaran yang diberikan kelompok adalah Telling Story dan Belajar Matematika. Disini kelompok akan membacakan soal cerita yang didalam cerita tersebut juga ada angka, penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian juga muncul. Sebelum cerita dibacakan anak-anak diminta untuk mencatat soal cerita yang akan dibacakan oleh salah satu anggota kelompok. Sambil soal cerita dibacakan secara perlahan anak-anak juga menulisnya. Setelah anak-anak selesai menulisnya, mereka diminta untuk memahami soal cerita tersebut.
Setelah mereka paham, kelompok memberikan pertanyaan tentang soal cerita tersebut dan meminta anak-anak untuk  menjawabnya. Saat anak-anak mengerjakan soal, kelompok memperhatikan satu persatu apa yang anak-anak lakukan. Setalah melihat anak-anak sudah selesai menjawabnya, kelompok meminta agar anak yang sudah mendapat jawabannya untuk tunjuk tangan. Dan kemudian anak tersebut akan menjawabnnya. Saat anak menjawab, dia juga diminta untuk menjelaskan kenapa dia bisa menemukan jawabannya. Dan jika jawabannya juga benar, kelompok akan mengajak anak-anak yang lain untuk bertepuk tangan karena jawabannya benar. Setelah pembelajaran selesai, kelompok akan meminta kepada anak-anak untuk bercerita tentang apa yang sudah dilakukan selama pertemuan tadi. Setelah anak selesai bercerita kelompok akan memberikan kesimpulan tentang pertemuan hari ini. Setelah kelompok memberikan kesimpulan, kelompok meminta anak-anak untuk datang kembali besok, karena akan ada lagi pertemuan yang akan dilakukan. Setelah itu kelompok menutup pertemuan dengan ucapan terima kasih dan salam penutup. Sambil anak-anak bubar, kelompok memberikan snack dan minuman untuk anak-anak, anak-anak juga menyalami semua anggota kelompok dan anggota kelompok mengingatkan kembali supaya mereka besok pagi datang lagi.

2.      Hari Kedua
Minggu pagi, 3 meja kecil dan 5 kursi kecil sudah tersusun diteras rumah. Anak-anak sudah berdatangan dan duduk ditempat duduk masing-masing. Anggota kelompok membuka pertemuan kedua dengan salam pembuka, menanyakan kabar anak-anak dan meminta mereka untuk bercerita apa yang sudah mereka lakukan dan meminta mereka bercerita kembali apa yang diingat mereka tentang semalam yang mereka lakukan di pertemuan pertama.
Setelah mereka selesai bercerita, kelompok  mulai menjelaskan kegiatan apa yang akan mereka lakukan dipertemuan ini. Kelompok menjelaskan kalau pertemuan ini akan melakukan model pembelajaran Games dan Matematika. Jadi, disini anak-anak dan kelompok akan bermain tetapi ada juga pembelajaran matematikanya. Setelah selesai kelompok menjelaskan model pembelajarannya, kelompok menanyakan kepada anak-anak apakah mereka mengerti tentang model pembelajarannya, kalau tidak boleh ditanyakan kepada kelompok bagian mana yang tidak dimengerti. Pembelajaran dimulai dengan games tebak anggota tubuh. Disini kelompok menjelaskan bagaimana games tebak anggota tubuh ini. Instruksi games ini adalah anak-anak disuruh untuk menunjukkan anggota tubuh mana yang disebut oleh anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok akan menunjukkan anggota tubuh yang salah dari apa yang diucapkan, gunanya games ini untuk meningkatkan konsentrasi anak-anak. Kemudian games kedua, yaitu menghitung sekitar, disini anak-anak disuruh untuk menghitung benda-benda yang ada di sekitar daerah rumah tersebut kemudian disuruh juga untuk mengkalikannya, menambahkannya, mengurangkannya, dan membagikannya. Games ini juga membuat anak untuk siapa dapat jawabannya, langsung tunjuk tangan, setelah dilihat anak mana yang paling cepat tunjuk tangan dia yang boleh menjawabnya.
Setelah selesai games, anak-anak disuruh kembali untuk menceritakan apa yang sudah mereka lakukan dipertemuan hari ini, setelah itu kelompok akan menyimpulkan pertemuan hari ini. Setalah selesai kesimpulan, kelompok melakukan penutupan kegiatan pertemuan ini, dengan memberikan beberapa nasehat untuk anak-anak tersebut dan mengucapkan salam penutup bahwa kegiatan ini sudah selesai dan mengucapkan terima kasih kepada anak-anak tersebut. Sambil pertemuan dibubarkan anak-anak dibagikan snack dan minuman, mereka juga menyalami semua anggota kelompok.


B.     Objek Observasi
1.      Komunikasi
Komunikasi yang terjadi pada kegiatan ini adalah komunikasi antara kelompok dan anak-anak saling timbal balik. Tidak hanya kelompok yang berbicara dalam memberikan pengajaran tetapi anak-anak juga dapat menberikan pendapat mereka. Saat berbicara juga anggota kelompok menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti anak-anak. Kontak mata yang dilakukan dengan anak-anak kontak mata langsung, dimana setiap anggota kelompok melihat dan memperhatikan apa yang dilakukan mereka. Body language kelompok juga diatur supaya tidak terlalu mencolok menurut anak-anak, dan untuk anak-anak kelompok mengajarkan mereka saat ingin menjawab pertanyaan mereka harus tunjuk tangan dulu, setelah disebutkan nama yang ingin menjawab baru boleh menjawab pertanyaannya, karena selama proses kegiatan anak-anak langsung berebut untuk menjawab pertanyaan.

2.      Respon siswa
Dari hasil kegiatan itu tampak, respon anak-anak sangat baik, hal itu tampak dari  keinginan yang kuat dari anak-anak untuk memperhatikan materi pembelajaran, antusias dan semangat belajar bersama yang mereka tunjukkan yang tampak dari keinginan mereka untuk menjawab pertanyaan lebih dahulu dari teman-temannya yang lain, serta keinginan mereka agar bisa belajar bersama dengan kami lebih lama lagi, yang disampaikan saat evaluasi yang diakhiri dengan bersalaman sebagai tanda perpisahan.


C.    Laporan Proses dan Hasil Pengajaran
1.      Hari Pertama
Hari itu adalah hari pertama kami bertemu anak-anak. Tentu saja, perlu adanya perkenalan dan penyesuaian di antara kami. Kami mengawalinya dengan pembukaan salam dan mereka menjawabnya dengan sangat antusias yang tampak dari wajah mereka yang berseri-seri, semangatnya, dan suara mereka yang begitu nyaring. Selanjutnya, kami meminta mereka untuk perkenalkan diri dan mereka memperkenalkan dirinya satu persatu. Nama anak-anak tersebut adalah Hafis, Anwar, Indah,  Aan dan Rizki yang sedang bersekolah di kelas tiga dan beberapa berasal dari sekolah yang berbeda. Indah dan Rizki adalah anak yang pemalu saat bertemu orang yang baru untuk pertama kali. Mereka malu untuk memperkenalkan diri dan hanya menunduk. Kami pun melakukan pendekatan dengan kedua anak tersebut agar komunikasi kami berjalan lancar. Akhirnya, Indah dan Rizki dapat memulai membuka diri kepada kami.
Setelah itu, kami mulai menanyakan apa saja yang mereka kerjakan di sekolah, sampai dimana pelajaran dan apa saja kegiatan yang dilakukan sepulang sekolah. Mereka mulai menceritakannya dimulai dari Indah, Rizki, Aan, daan diakhiri Hafis dan Anwar yang saling berdebat dan binggung sampai mana mereka belajar di sekolah dan hal itu membuat anak lain tertawa karena tidak mungkin mereka satu kelas tapi materi pelajaran yang mereka pelajari berbeda. Kami pun mulai membagi buku dan alat tulis kepada masing-masing anak dan mereka sangat senang menerimanya dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.
Kami pun memulai proses pembelajaran dengan topic Telling Story dan Belajar Matematika. Ketika pelajaran dimulai , kelima anak yang akan kami ajari sudah duduk di bangku masing-masing. Anak-anak  begitu antusias untuk belajar bersama, hal itu terlihat dari kontak mata yang mereka lakukan dengan begitu serius memperhatikan. Namun, anak-anak  tampak tidak nyaman dengan meja yang lebih rendah sehingga mereka memilih untuk duduk di lantai. Anak-anak saling belajar bersama apabila satu sama lain saling tidak mengerti. Ada satu hal yang menarik  dari kegiatan belajar tersebut , ketika anak-anak kami berikan soal pembagian dengan dua angka , anak-anak  tidak mengerti cara mengerjakannya dengan bersusun ke bawah tetapi cenderung menggunakan logika mereka. Dan ketika kami mengajari cara berhitung bersusun ke bawah, anak-anak tampak binggung karena baru kali ini menggunakan cara tersebut. Dari kelima anak tersebut, ada dua anak yang tergolong lebih cepat dalam belajar, yaitu Hafis dan Anwar. Mereka berdua tampak saling beradu cepat agar bisa menjawab, sedangkan Indah, Aan dan Rizki cenderung takut menjawab karena takut salah padahal mereka sudah menjawab dengan benar di buku tulisnya. Indah yang merupakan satu-satunya siswa perempuan yang kami ajari dan begitu menarik perhatian , dia cenderung malas menjawab soal dengan cepat padahal ia tahu jawabannya, alasannya karena ia tidak begitu suka berhitung dan lebih menyukai hal yang berbau seni, seperti bernyanyi,  fashion show dan menari.
Selesai kegiatan pembelajaran, kami meminta anak-anak menceritakan apa saja yang hari ini dipelajari. Dengan semangat Indah mengacungkan tangan dan segera bercerita dengan ekspresi wajah yang senang dan dilanjutkan anak lainnya. Kami juga mengakhiri pertemuan dengan memberi snack kepada anak-anak yang membuat mereka lompat kegirangan dan berkata “hore”. Tidak lupa kami mengingatkan mereka untuk datang kembali besok pagi sambil mereka mulai menyalami kami satu persatu.

2.      Hari Kedua
Di pertemuan kedua, kami memulainya sama seperti biasanya dengan mengucapkan salam dan berbagi cerita tentang pembelajaran semalam. Anak-anak mengatakan dengan sangat gembira kalau mereka sangat menikmati pembelajaran yang dilakukan semalam. Hari ini kami mengajarkan Matematika kepada anak-anak dengan metode Games. Anak-anak bersorak kegirangan dan tidak pernah melepaskan kontak mata mereka dari kami karena games ini sangat membutuhkan konsentrasi.
Hal menarik lainnya terjadi saat kami melakukan cerdas cermat matematika. Anak-anak  saling beradu cepat menjawab pertanyaan yang kami berikan. Antusias mereka tersebut terlihat dari kecepatan mereka dalam mengacungkan tangan dan berdiri, serta saling berebut mengatakan bahwa “aku yang duluan atau jawabanmu salah”, sungguh menunjukkan tingkah anak-anak umumnya. Tentu saja dua  anak yang menjawab pertama adalah Hafis dan Anwar, kemudian Indah dan Rizki. Anwar adalah anak terakhir yang bisa menjawab,saat itu tampak ia sangat malu dengan menunduk saja, tapi kami tetap memberi semangat untuk bisa menjawab soal berikutnya. Saat cerdas cermat berakhir, kami memberikan hadiah kepada setiap siswa dan sangat senang menerima hadiah tersebut.
Kami juga melakukan beberapa permainan, seperti: panca indra dan menghitung sekitar. Kami memberitahu aturan bermainnya pada anak-anak. Saat salah satu anggota kelompok memperagakan gerakannya, anak-anak sangat tertarik dan mulai mempelajarinya. Anak- anak tampak girang saat kami memberi permainan tersebut, mereka tertawa, berdiri, berlari, dan saling beradu cepat untuk menjawab  permainan dengan mengacungkan tangan setinggi-tingginya.
Selesai kegiatan pembelajaran hari ini dan merupakan hari terakhir kami mengajari anak-anak, kami menanyakan kesan-kesan mereka selama dua hari tersebut dan mereka berkata “Kami sangat senang kak, bisa diajari sama kakak-kakak dan abang” , lalu mereka bertanya dengan wajah yang sedih “Kapan kita bisa belajar bersama lagi,  kak?”. Tentunya itu hal yang sangat mengharukan bagi kami. Akhirnya kami, menutup pertemuan dengan berfoto bersama, dan memberi nasehat kepada mereka untuk rajin belajar Matematika karena Matematika itu sangat menyenangkan.















BAB IV
EVALUASI

A.    Evaluasi berdasarkan Teori paedagogi
Menjadi seorang paedagok yang baik bukan lah hal yang mudah karena paedagogi tidak hanya berkutat pada ilmu dan seni mengajar, melainkan ada hubunganya dengan pembentukan generasi baru dalam hal ini generasi dengan pengalaman atau pengetahuan baru yang lebih baik. Karena pendidikan merupakan sistem yang bermuara pada pengembangan individu atau peserta didik.
Menurut Ana Maria Gonzalez Soca bahwa proses paedagogis adalah sebuah proses pendidikan yang menyoroti hubungan antara pendidiakan,pengajaran,dan pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan siswa agar dapat mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan.
Pedagogi Modern
Pandangan tradisional memposisikan pedagogi sebatas seni mengajar atau mengasuh. Namun saat ini pedagogi mulai konsisten dalam pengembangan hubungan diaelektis yang bermanfaat antara pedagogi sebagai ilmu dan pedagogi sebagai seni (Salvotori, 1996) pedagogi terdefenisi secara spesifik,tentu akan menggamit dimensi seni,teori,dan praktek mengajar dan belajar dimana kesemuanya memiliki fokus yang sama.
1.      Pengajaran (Teaching), yaitu teknik dan metode kerja pengajar dalam mentransformasikan konten pengetahuan,merangsang,mengawasi dan memfasilitasi pengembangan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berhasil.
2.      Belajar (Learning) yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan.
3.      Hubungan mengajar dengan belajar dengan segala faktor yang terkait dalam mendorong minat pedagogi.
4.      Hubungan mengajardan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan pada segala tahapan usia.
Pedagogi yang efektif menggabungkan alternatif strategi pembelajaran yang mendukung keterlibatan intelektual,memiliki keterhubungan dengan dunia yang lebih luas,lingkungan yang kondusif,dan penerapan yang berbeda pada pembelajaran yang berbeda pula.
Dimana dalam hal ini proses pedagogi yang kami laksanakan pada adik-adik yang kami ajarkan masih banyak kekurangan. Sejauh ini proses praktek yang kami laksanakan sudah memasukkan unsur-unsur proses pendidikan yang menyoroti hubungan antara pendidikan, pengajaran, dialektis yang lebih baik antara kami sebagai pengajar dengan adik-adik yang menjadi subjek pengajaran. Terdapat interaksi yang baik antara kami sebagai pengajar dengan adik-adik yang kami ajar. Kurikulum yang kami gunakan juga bersifat fleksibel dan dinamis yang kami sesuaikan dengan hal-hal yang menarik bagi adik-adik selama proses pembelajaran hal ini dapat dilihat dari penggabungan metode cerita dengan matematika yang membuat pembelajaran matematika lebih menarik.
Dalam proses pedagogi yang dilakukan kami juga mencoba memfasilitasi pengembangan dan perangsangan adik-adik, seperti ketika proses pembelajaran proses pembagian dalam hitungan mereka tidak memahami cara pembagian dengan menghitung pembagian kebawah, kami mengajarkan kepada adik-adik tersebut caranya dan mereka merespon dengan mengatakan lebih mudah bila menggunakan cara yang diajarkan. Sehingga ketika mereka disuruh untuk mencoba mengrjakan kembali mereka sudah bisa mengerjakan sendiri dan mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam meningkatkan pengetahuannya. Sehingga dalam evaluasi ini kami sudah berusaha menggunakan proses pedagogi modern yang lebih mengembangkan proses interksi dan keterlibatan antara kami sebagai kakak pengajar dengan mereka sebagai adik-adik yang belajar. Walaupun masih terdapat kekurangan dalam cara menyampaikan ataupun cara mengontrol proses pengajaran dengan adik-adik. Dan karna ini pertam kalinya kami menjadi “guru” bagi adik-adik kami belum memenuhi  kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 4 yaitu : kompetensi kepribadian, kompetensi akademik, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional mengajar (pedagogik).

B.     Evaluasi Kelompok
1.      Kelompok awalnya kurang melakukan pendekatan terhadap anak, sehingga saat kelompok datang untuk melakukan kegiatan anak-anak masih terlihat bingung dengan apa yang akan mereka kerjakan.
2.      Setting tempat yang dilakukan kelompok membuat anak-anak sedikit tidak nyaman, karena saat itu di depan rumah yang menjadi tempat pembelajaran sedang ada kegiatan, sehingga cukup ribut saat kegiatan dilakukan, dan karena daerahnya terbuka, banyak juga anak-anak lain yang berdatangan.
3.      Pada saat games¸ kelompok sudah menyiapkan banyak games tetapi karena antusias anak-anak jadi kelompok berusaha memberikan games tambahan lainnya.


















DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan dan Khairil. 2013. Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi.
Bandung : ALFABETA.



















LAMPIRAN
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar