TUGAS
KELOMPOK
TUGAS MATA KULIAH PAEDAGOGI
LAPORAN KEGIATAN RANCANGAN
PEMBELAJARAN PAEDAGOGI
Kelompok 10:
Andry Sony 091301079
Tika Ramadhani 101301018
Febri Inka Mandasari 101301020
Kristy Merlin 121301115
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
T.A. GENAP 2013/2014
BAB I
LATAR BELAKANG
Anak adalah makhluk sosial seperti
juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu
mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga
tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal.
Menurut John Locke (dalam Gunarsa, 1986) anak adalah pribadi yang masih bersih
dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Anak
adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau
enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian
berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar. Anak-anak merupakan peserta
didik yang memiliki kemampuan yang berbeda dalam belajar baik disekolah maupun
dirumah. Kelompok mengumpulkan anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang duduk dibangku
kelas tiga. Anak yang duduk dibangku kelas tiga SD telah diberikan pembelajaran
formal disekolah baik Matematika, Bahasa, dan Ilmu Pengetahuan Umum dan Alam.
Anak-anak memiliki variasi dalam bakat dan minatnya terhadap pembelajaran yang
diberikan. Sehingga demikian seorang guru/pengajar dapat mengetahui minat dan
kesukaan muridnya.
Mengajar merupakan seni dan ilmu
yang mentransformasikan bahan pembelajaran kepada peserta didik pada situasi
dengan menggunakan media tertentu. Siapa saja dapat menjadi pengajar baik
pengajar secara Formal maupun non Formal. Dalam masa perkembangannya seorang
anak dapat belajar dimana saja baik disekolah maupun dirumah. Pembelajaran yang
dilakukan melibatkan hubungan antara pikiran seseorang atau sekelompok orang
lainnya. Banyak orang yang mengatakan bahwa mengajar adalah ilmu namun kegiatan
belajar mengajar merupakan basis dan di pandu dengan ilmu yang ada. Banyak
orang juga mengatakan bahwa belajar adalah seni namun ada juga yang mengakatan
bahwa memposisikan mengajar sebagai aktvitas “Ilmiah”. Esensinya seorang
pengajar dapat menggunaka gaya apa saja
dalam memberikan pengetahuan kepada muridnya asalkan dengan cara itu ia mampu
membuat standar dan perilaku mengajar yang memungkinkan siswa dapat belajar
dengan mudah dan benar. Seorang pengajar juga harus mengetahui mengenai
identitas diri murid baik kekurangan dan kelebihan pada diri seorang murid. Hal
itu dilakukan untuk dapat mengetahui bagaiamana kemampuan murid dalam belajar.
Dalam prosesnya ada beberapa anak
yang suka dengan berhitung tetapi anak yang suka dengan ilmu pengetahuan dan
sebaliknya. Dari pelajaran diatas yang menjadi masalah utama pada anak-anak
yaitu Matematika terutama Perkalian dan Pembagian. Dengan demikian kelompok
memberikan pelajaran tambahan sambil bermain dengan anak-anak disalah satu
rumah anggota kelompok. Kelompok merasa kegiatan ini penting untuk melatih
mereka dan mengajarkan mereka tentang perkalian dan pembagian dengan cara yang
asyik dan menyenangkan. Proses yang
dilakukan berupa mengajar yang dilakukan oleh kelompok kepada anak-anak dengan
cara yang sistematisasi komunikasi antara kelompok dengan anak.
Pertemuan untuk kegiatan ini
dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuannya akan dilakukan
sebanyak 60 menit. Kegaitan yang dilakukan pada tanggal 22 Maret 2014 dan 23
Maret 2014. Kelompok akan melakukan kegiatan ini di Jalan Karya Setuju Medan
disalah satu rumah anggota kelompok. Kegiatan ini dilakukan di Outdoor Rumah dengan lingkungan taman.
Fasilitas yang digunakan berupa kursi dan Meja untuk tempat duduk anak-anak dan
pengajar. Disusun 5 buah kursi dengan didepannya 3 buah meja kecil.
BAB II
KONSEP RANCANGAN BELAJAR
A.
Pembagian
Sekuen Pembelajaran
Pertemuan
I / 22 Maret 2014
Tema : Telling
Story dan Belajar Matematika
1. Pembuka
Kegiatan
ini akan dibuka dengan waktu 15 menit. Dimulai dengan salam pembukaan dan
perkenalan diri antara kelompok dan anak-anak. Kemudian dilanjutkan dengan sharing bareng tentang apa kegiatan yang
sudah mereka lakukan hari ini sedikit bercerita tentang sekolah mereka.
2. Inti
Inti
dari kegiatan ini akan dilakukan selama 40 menit. Disini akan diberikan
pembelajaran tentang Telling Story
dan Belajar Matematika. Dimana anak-anak akan diajak bercerita dan bermain
sambil belajar tentang matematika yaitu khususnya perkalian dan pembagian.
Setelah itu di berikan latihan tentang cerita yang diberikan dan evaluasi hasil
latihan mereka.
3. Penutup
Penutup
kegiatan ini dilakukan selama 5 menit. Disini, dilakukan diskusi hasil kegitan
yang dilakukan untuk menarik kesimpulan pada pertemuan pertama ini.
Waktu
|
Kegiatan
|
Penjelasan
|
13.00
– 13.05 wib
|
Pembukaan
dan Perkenalan
|
Dimulai
dengan salam pembuka dan perkenalaan antara Pengajar dan Anak-anak
|
13.05
– 13.15 wib
|
Sharing
Bareng
|
Sharing
bareng tentang kegiatan mereka hari ini dan sedikit bercerita tentang sekolah
mereka
|
13.15
– 13.45 wib
|
Telling Story
dan Belajar Matematika
|
Bercerita
dan bermain sambil belajar tentang matematika yaitu perkalian dan pembagian
|
13.45
– 13.55 wib
|
Latihan
dan Evaluasi
|
Latihan
tentang cerita yang diberikan dan evaluasi hasil latihan mereka
|
13.55
-14.00 wib
|
Penutupan
|
Diskusi
hasil kegiatan yang dilakukan untuk menarik kesimpulan pertemuan pertama
|
Pertemuan II / 23 Maret 2014
Tema : Games
dan Matematika
1. Pembuka
Pembuka
kegiatan pada pertemuan kedua ini akan dilakukan selama 15 menit. Dimulai
dengan salam pembuka, kemudian dilakukan flashback
kegiatan pada pertemuan pertama, dimana anak-anak diminta untuk menceritakan
kembali apa yang mereka lakukan pada pertemuan pertama.
2. Inti
Inti
kegiatan pada pertemuan kedua ini akan dilakukan selama 40 menit. Disini akan
diberikan pembelajaran tentang Games dan
Matematika. Dimana, anak-anak akan diajak belajar matematika sambil bermain. Pembelajaran
dimulai dengan games pertama yaitu tebak
anggota tubuh dan games kedua yaitu
menghitung sekitar. Kemudian juga diberikan latihan dan evaluasi tentang games
matematika yang diberikan untuk mengetahui kemampuan mereka selama kegiatan
3. Penutup
Penutup
kegiatan ini dilakukan selama 10 menit. Disini dilakukan diskusi hasil kegitan
yang dilakukan untuk menarik kesimpulan pada pertemuan kedua ini. Disini juga
dilakukan perpisahan antara kelompok dan
anak-anak.
Waktu
|
Kegiatan
|
Penjelasan
|
10.00
– 10.05 wib
|
Pembukaan
|
Dimulai
dengan salam pembuka untuk pertemuan kedua
|
10.05
– 10.15 wib
|
Flashback
Kegiatan sebelumnya
|
Anak-anak
menceritakan kembali apa yang mereka lakukan pada pertemuan pertama
|
10.15
– 10.45 wib
|
Games dan
Matematika
|
Permainan
yang mengacu pada matematika
|
10.45
– 10.55 wib
|
Latihan
dan Evaluasi
|
Latihan
tentang games matematika yang
diberikan untuk mengetahui kemampuan mereka selama kegiatan
|
10.55
-11.05 wib
|
Penutupan
|
Diskusi
hasil kegiatan yang dilakukan untuk menarik kesimpulan pertemuan kedua
|
B.
Pembagian
Tugas Kelompok
1. Pertemuan
I :
-
Perkenalan : Tika Ramadhani Fitri.R
-
Sharing :
Febri Inka Mandasari
-
Isi Pertemuan I :
Kristi
-
Penutup :
Tika Ramadhani Fitri.R
-
Observer :
Sony
2. Pertemuan
II :
-
Pembuka kegiatan : Kristi
-
Flashback kegiatan : Sony
-
Isi Pertemuan I : Tika
Ramadhani fitri
-
Penutup :
Kristi
-
Observer :
Febri Inka Mandasari
C.
Alat
Bantu yang digunakan
Alat
bantu yang akan digunakan adalah
1. 5
buah Buku tulis
2. 5
buah Pensil
3. Reward
(5 bungkus Cheetoss dan 5 kotak susu Indomilk)
4. 1
buah kamera
5. 1
buah Laptop
BAB III
PROSES PEMBELAJARAN
A.
Skenario
1.
Hari
Pertama
Saat
kegiatan pembelajaran dilakukan. Sabtu siang, Kelompok menyusun 3 meja kecil
dan 5 kursi kecil diteras rumah yang menjadi tempat dilakukannya kegiatan pembelajaran.
Anak-anak pun datang sebanyak 5 orang dan kemudian anggota kelompok menyuruh
mereka duduk ditempat duduk yang mereka inginkan, kemudian Anak-anak duduk
ditempat duduknya masing-masing. Sambil menenangkan anak-anak yang baru datang,
dan mereka masih bingung ingin melakukan apa, salah satu anggota kelompok sambil
berdiri mulai membuka pertemuan yang akan dilakukan dengan pembukaan dan
perkenalan.
Saat pembukaan dan perkenalan, anggota kelompok memulainya
dengan salam pembuka, dan menanyakan kabar anak-anak, kemudian memperkenalkan
diri masing-masing. Setelah anggota kelompok memperkenalkan diri anak-anak
diminta untuk menyebutkan satu persatu nama anggota kelompok. Setelah anak-anak
sudah tahu nama masing-masing anggota kelompok, kelompok meminta anak-anak
sekarang yang memperkenalkan dirinya, namanya siapa, kelas berapa, dan sekolah
dimana. Setelah anak-anak selesai memperkenalkan diri mereka, kelompok mengajak
anak-anak untuk sharing bareng
tentang apa yang sudah mereka lakukan hari ini, disini anak-anak akan bercerita
tentang apa yang sudah mereka kerjakan disekolah, sudah sampai mana mereka
pelajari disekolah, apa yang sudah mereka lakukan setelah pulang sekolah, dan
hal lainnya. Hal ini dilakukan untuk membangun raport dengan anak-anak.
Setelah
sharing bareng, kelompok mulai
mengajak anak untuk memulai kegiatan pembelajarannya. Kelompok mulai membagikan
buku tulis dan pensil ke setiap anak. Karena tidak ada papan tulis kelompok pun
menggunakan laptop. Kelompok menjelaskan model pembelajaran seperti apa yang
harus diikuti anak-anak. Kelompok juga menanyakan apakah anak-anak sudah paham
dengan penjelasan yang sudah dijelaskan kelompok, dan kalau belum jelas
anak-anak boleh menanyakannya mana yang tidak jelas. Model pembelajaran yang
diberikan kelompok adalah Telling Story
dan Belajar Matematika. Disini kelompok akan membacakan soal cerita yang
didalam cerita tersebut juga ada angka, penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian juga muncul. Sebelum cerita dibacakan anak-anak diminta untuk mencatat
soal cerita yang akan dibacakan oleh salah satu anggota kelompok. Sambil soal
cerita dibacakan secara perlahan anak-anak juga menulisnya. Setelah anak-anak
selesai menulisnya, mereka diminta untuk memahami soal cerita tersebut.
Setelah
mereka paham, kelompok memberikan pertanyaan tentang soal cerita tersebut dan
meminta anak-anak untuk menjawabnya.
Saat anak-anak mengerjakan soal, kelompok memperhatikan satu persatu apa yang
anak-anak lakukan. Setalah melihat anak-anak sudah selesai menjawabnya, kelompok
meminta agar anak yang sudah mendapat jawabannya untuk tunjuk tangan. Dan
kemudian anak tersebut akan menjawabnnya. Saat anak menjawab, dia juga diminta
untuk menjelaskan kenapa dia bisa menemukan jawabannya. Dan jika jawabannya
juga benar, kelompok akan mengajak anak-anak yang lain untuk bertepuk tangan
karena jawabannya benar. Setelah pembelajaran selesai, kelompok akan meminta
kepada anak-anak untuk bercerita tentang apa yang sudah dilakukan selama
pertemuan tadi. Setelah anak selesai bercerita kelompok akan memberikan
kesimpulan tentang pertemuan hari ini. Setelah kelompok memberikan kesimpulan,
kelompok meminta anak-anak untuk datang kembali besok, karena akan ada lagi
pertemuan yang akan dilakukan. Setelah itu kelompok menutup pertemuan dengan ucapan
terima kasih dan salam penutup. Sambil anak-anak bubar, kelompok memberikan
snack dan minuman untuk anak-anak, anak-anak juga menyalami semua anggota
kelompok dan anggota kelompok mengingatkan kembali supaya mereka besok pagi
datang lagi.
2.
Hari
Kedua
Minggu
pagi, 3 meja kecil dan 5 kursi kecil sudah tersusun diteras rumah. Anak-anak
sudah berdatangan dan duduk ditempat duduk masing-masing. Anggota kelompok
membuka pertemuan kedua dengan salam pembuka, menanyakan kabar anak-anak dan
meminta mereka untuk bercerita apa yang sudah mereka lakukan dan meminta mereka
bercerita kembali apa yang diingat mereka tentang semalam yang mereka lakukan
di pertemuan pertama.
Setelah
mereka selesai bercerita, kelompok mulai
menjelaskan kegiatan apa yang akan mereka lakukan dipertemuan ini. Kelompok
menjelaskan kalau pertemuan ini akan melakukan model pembelajaran Games dan Matematika. Jadi, disini
anak-anak dan kelompok akan bermain tetapi ada juga pembelajaran matematikanya.
Setelah selesai kelompok menjelaskan model pembelajarannya, kelompok menanyakan
kepada anak-anak apakah mereka mengerti tentang model pembelajarannya, kalau
tidak boleh ditanyakan kepada kelompok bagian mana yang tidak dimengerti. Pembelajaran
dimulai dengan games tebak anggota tubuh. Disini kelompok menjelaskan bagaimana
games tebak anggota tubuh ini. Instruksi games ini adalah anak-anak disuruh
untuk menunjukkan anggota tubuh mana yang disebut oleh anggota kelompok,
sedangkan anggota kelompok akan menunjukkan anggota tubuh yang salah dari apa
yang diucapkan, gunanya games ini untuk meningkatkan konsentrasi anak-anak.
Kemudian games kedua, yaitu menghitung sekitar, disini anak-anak disuruh untuk
menghitung benda-benda yang ada di sekitar daerah rumah tersebut kemudian
disuruh juga untuk mengkalikannya, menambahkannya, mengurangkannya, dan
membagikannya. Games ini juga membuat anak untuk siapa dapat jawabannya,
langsung tunjuk tangan, setelah dilihat anak mana yang paling cepat tunjuk
tangan dia yang boleh menjawabnya.
Setelah
selesai games, anak-anak disuruh kembali untuk menceritakan apa yang sudah
mereka lakukan dipertemuan hari ini, setelah itu kelompok akan menyimpulkan
pertemuan hari ini. Setalah selesai kesimpulan, kelompok melakukan penutupan
kegiatan pertemuan ini, dengan memberikan beberapa nasehat untuk anak-anak
tersebut dan mengucapkan salam penutup bahwa kegiatan ini sudah selesai dan
mengucapkan terima kasih kepada anak-anak tersebut. Sambil pertemuan dibubarkan
anak-anak dibagikan snack dan minuman, mereka juga menyalami semua anggota kelompok.
B.
Objek
Observasi
1.
Komunikasi
Komunikasi yang terjadi
pada kegiatan ini adalah komunikasi antara kelompok dan anak-anak saling timbal
balik. Tidak hanya kelompok yang berbicara dalam memberikan pengajaran tetapi
anak-anak juga dapat menberikan pendapat mereka. Saat berbicara juga anggota
kelompok menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti anak-anak. Kontak mata
yang dilakukan dengan anak-anak kontak mata langsung, dimana setiap anggota
kelompok melihat dan memperhatikan apa yang dilakukan mereka. Body language kelompok juga diatur supaya
tidak terlalu mencolok menurut anak-anak, dan untuk anak-anak kelompok
mengajarkan mereka saat ingin menjawab pertanyaan mereka harus tunjuk tangan
dulu, setelah disebutkan nama yang ingin menjawab baru boleh menjawab
pertanyaannya, karena selama proses kegiatan anak-anak langsung berebut untuk
menjawab pertanyaan.
2.
Respon
siswa
Dari hasil kegiatan itu
tampak, respon anak-anak sangat baik, hal itu tampak dari keinginan yang kuat dari anak-anak untuk
memperhatikan materi pembelajaran, antusias dan semangat belajar bersama yang
mereka tunjukkan yang tampak dari keinginan mereka untuk menjawab pertanyaan
lebih dahulu dari teman-temannya yang lain, serta keinginan mereka agar bisa
belajar bersama dengan kami lebih lama lagi, yang disampaikan saat evaluasi yang
diakhiri dengan bersalaman sebagai tanda perpisahan.
C.
Laporan Proses dan
Hasil Pengajaran
1.
Hari
Pertama
Hari
itu adalah hari pertama kami bertemu anak-anak. Tentu saja, perlu adanya
perkenalan dan penyesuaian di antara kami. Kami mengawalinya dengan pembukaan
salam dan mereka menjawabnya dengan sangat antusias yang tampak dari wajah
mereka yang berseri-seri, semangatnya, dan suara mereka yang begitu nyaring.
Selanjutnya, kami meminta mereka untuk perkenalkan diri dan mereka
memperkenalkan dirinya satu persatu. Nama anak-anak tersebut adalah Hafis,
Anwar, Indah, Aan dan Rizki yang sedang
bersekolah di kelas tiga dan beberapa berasal dari sekolah yang berbeda. Indah
dan Rizki adalah anak yang pemalu saat bertemu orang yang baru untuk pertama
kali. Mereka malu untuk memperkenalkan diri dan hanya menunduk. Kami pun
melakukan pendekatan dengan kedua anak tersebut agar komunikasi kami berjalan
lancar. Akhirnya, Indah dan Rizki dapat memulai membuka diri kepada kami.
Setelah
itu, kami mulai menanyakan apa saja yang mereka kerjakan di sekolah, sampai
dimana pelajaran dan apa saja kegiatan yang dilakukan sepulang sekolah. Mereka
mulai menceritakannya dimulai dari Indah, Rizki, Aan, daan diakhiri Hafis dan
Anwar yang saling berdebat dan binggung sampai mana mereka belajar di sekolah
dan hal itu membuat anak lain tertawa karena tidak mungkin mereka satu kelas
tapi materi pelajaran yang mereka pelajari berbeda. Kami pun mulai membagi buku
dan alat tulis kepada masing-masing anak dan mereka sangat senang menerimanya
dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.
Kami
pun memulai proses pembelajaran dengan topic Telling Story dan Belajar Matematika. Ketika pelajaran dimulai ,
kelima anak yang akan kami ajari sudah duduk di bangku masing-masing.
Anak-anak begitu antusias untuk belajar
bersama, hal itu terlihat dari kontak mata yang mereka lakukan dengan begitu
serius memperhatikan. Namun, anak-anak
tampak tidak nyaman dengan meja yang lebih rendah sehingga mereka
memilih untuk duduk di lantai. Anak-anak saling belajar bersama apabila satu
sama lain saling tidak mengerti. Ada satu hal yang menarik dari kegiatan belajar tersebut , ketika
anak-anak kami berikan soal pembagian dengan dua angka , anak-anak tidak mengerti cara mengerjakannya dengan
bersusun ke bawah tetapi cenderung menggunakan logika mereka. Dan ketika kami
mengajari cara berhitung bersusun ke bawah, anak-anak tampak binggung karena
baru kali ini menggunakan cara tersebut. Dari kelima anak tersebut, ada dua
anak yang tergolong lebih cepat dalam belajar, yaitu Hafis dan Anwar. Mereka
berdua tampak saling beradu cepat agar bisa menjawab, sedangkan Indah, Aan dan
Rizki cenderung takut menjawab karena takut salah padahal mereka sudah menjawab
dengan benar di buku tulisnya. Indah yang merupakan satu-satunya siswa
perempuan yang kami ajari dan begitu menarik perhatian , dia cenderung malas
menjawab soal dengan cepat padahal ia tahu jawabannya, alasannya karena ia
tidak begitu suka berhitung dan lebih menyukai hal yang berbau seni, seperti
bernyanyi, fashion show dan menari.
Selesai
kegiatan pembelajaran, kami meminta anak-anak menceritakan apa saja yang hari
ini dipelajari. Dengan semangat Indah mengacungkan tangan dan segera bercerita
dengan ekspresi wajah yang senang dan dilanjutkan anak lainnya. Kami juga
mengakhiri pertemuan dengan memberi snack kepada anak-anak yang membuat mereka
lompat kegirangan dan berkata “hore”. Tidak lupa kami mengingatkan mereka untuk
datang kembali besok pagi sambil mereka mulai menyalami kami satu persatu.
2.
Hari
Kedua
Di
pertemuan kedua, kami memulainya sama seperti biasanya dengan mengucapkan salam
dan berbagi cerita tentang pembelajaran semalam. Anak-anak mengatakan dengan
sangat gembira kalau mereka sangat menikmati pembelajaran yang dilakukan
semalam. Hari ini kami mengajarkan Matematika kepada anak-anak dengan metode Games. Anak-anak bersorak kegirangan dan
tidak pernah melepaskan kontak mata mereka dari kami karena games ini sangat membutuhkan konsentrasi.
Hal
menarik lainnya terjadi saat kami melakukan cerdas cermat matematika.
Anak-anak saling beradu cepat menjawab
pertanyaan yang kami berikan. Antusias mereka tersebut terlihat dari kecepatan
mereka dalam mengacungkan tangan dan berdiri, serta saling berebut mengatakan
bahwa “aku yang duluan atau jawabanmu salah”, sungguh menunjukkan tingkah
anak-anak umumnya. Tentu saja dua anak
yang menjawab pertama adalah Hafis dan Anwar, kemudian Indah dan Rizki. Anwar
adalah anak terakhir yang bisa menjawab,saat itu tampak ia sangat malu dengan
menunduk saja, tapi kami tetap memberi semangat untuk bisa menjawab soal
berikutnya. Saat cerdas cermat berakhir, kami memberikan hadiah kepada setiap
siswa dan sangat senang menerima hadiah tersebut.
Kami
juga melakukan beberapa permainan, seperti: panca indra dan menghitung sekitar.
Kami memberitahu aturan bermainnya pada anak-anak. Saat salah satu anggota
kelompok memperagakan gerakannya, anak-anak sangat tertarik dan mulai
mempelajarinya. Anak- anak tampak girang saat kami memberi permainan tersebut,
mereka tertawa, berdiri, berlari, dan saling beradu cepat untuk menjawab permainan dengan mengacungkan tangan setinggi-tingginya.
Selesai
kegiatan pembelajaran hari ini dan merupakan hari terakhir kami mengajari
anak-anak, kami menanyakan kesan-kesan mereka selama dua hari tersebut dan
mereka berkata “Kami sangat senang kak, bisa diajari sama kakak-kakak dan
abang” , lalu mereka bertanya dengan wajah yang sedih “Kapan kita bisa belajar
bersama lagi, kak?”. Tentunya itu hal
yang sangat mengharukan bagi kami. Akhirnya kami, menutup pertemuan dengan
berfoto bersama, dan memberi nasehat kepada mereka untuk rajin belajar Matematika
karena Matematika itu sangat menyenangkan.
BAB IV
EVALUASI
A.
Evaluasi
berdasarkan Teori paedagogi
Menjadi seorang
paedagok yang baik bukan lah hal yang mudah karena paedagogi tidak hanya
berkutat pada ilmu dan seni mengajar, melainkan ada hubunganya dengan
pembentukan generasi baru dalam hal ini generasi dengan pengalaman atau
pengetahuan baru yang lebih baik. Karena pendidikan merupakan sistem yang
bermuara pada pengembangan individu atau peserta didik.
Menurut Ana
Maria Gonzalez Soca bahwa proses paedagogis adalah sebuah proses pendidikan
yang menyoroti hubungan antara pendidiakan,pengajaran,dan pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan siswa agar dapat mempersiapkan diri untuk
menjalani kehidupan.
Pedagogi
Modern
Pandangan
tradisional memposisikan pedagogi sebatas seni mengajar atau mengasuh. Namun
saat ini pedagogi mulai konsisten dalam pengembangan hubungan diaelektis yang
bermanfaat antara pedagogi sebagai ilmu dan pedagogi sebagai seni (Salvotori, 1996)
pedagogi terdefenisi secara spesifik,tentu akan menggamit dimensi
seni,teori,dan praktek mengajar dan belajar dimana kesemuanya memiliki fokus
yang sama.
1. Pengajaran
(Teaching), yaitu teknik dan metode kerja pengajar dalam mentransformasikan
konten pengetahuan,merangsang,mengawasi dan memfasilitasi pengembangan siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berhasil.
2. Belajar
(Learning) yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam
memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan.
3. Hubungan
mengajar dengan belajar dengan segala faktor yang terkait dalam mendorong minat
pedagogi.
4. Hubungan
mengajardan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan pada segala tahapan
usia.
Pedagogi
yang efektif menggabungkan alternatif strategi pembelajaran yang mendukung
keterlibatan intelektual,memiliki keterhubungan dengan dunia yang lebih
luas,lingkungan yang kondusif,dan penerapan yang berbeda pada pembelajaran yang
berbeda pula.
Dimana
dalam hal ini proses pedagogi yang kami laksanakan pada adik-adik yang kami
ajarkan masih banyak kekurangan. Sejauh ini proses praktek yang kami laksanakan
sudah memasukkan unsur-unsur proses pendidikan yang menyoroti hubungan antara
pendidikan, pengajaran, dialektis yang lebih baik antara kami sebagai pengajar
dengan adik-adik yang menjadi subjek pengajaran. Terdapat interaksi yang baik
antara kami sebagai pengajar dengan adik-adik yang kami ajar. Kurikulum yang
kami gunakan juga bersifat fleksibel dan dinamis yang kami sesuaikan dengan
hal-hal yang menarik bagi adik-adik selama proses pembelajaran hal ini dapat
dilihat dari penggabungan metode cerita dengan matematika yang membuat
pembelajaran matematika lebih menarik.
Dalam
proses pedagogi yang dilakukan kami juga mencoba memfasilitasi pengembangan dan
perangsangan adik-adik, seperti ketika proses pembelajaran proses pembagian
dalam hitungan mereka tidak memahami cara pembagian dengan menghitung pembagian
kebawah, kami mengajarkan kepada adik-adik tersebut caranya dan mereka merespon
dengan mengatakan lebih mudah bila menggunakan cara yang diajarkan. Sehingga
ketika mereka disuruh untuk mencoba mengrjakan kembali mereka sudah bisa
mengerjakan sendiri dan mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam
meningkatkan pengetahuannya. Sehingga dalam evaluasi ini kami sudah berusaha
menggunakan proses pedagogi modern yang lebih mengembangkan proses interksi dan
keterlibatan antara kami sebagai kakak pengajar dengan mereka sebagai adik-adik
yang belajar. Walaupun masih terdapat kekurangan dalam cara menyampaikan
ataupun cara mengontrol proses pengajaran dengan adik-adik. Dan karna ini
pertam kalinya kami menjadi “guru” bagi adik-adik kami belum memenuhi kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, terdiri dari 4 yaitu : kompetensi kepribadian, kompetensi akademik, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional mengajar (pedagogik).
B.
Evaluasi
Kelompok
1. Kelompok
awalnya kurang melakukan pendekatan terhadap anak, sehingga saat kelompok
datang untuk melakukan kegiatan anak-anak masih terlihat bingung dengan apa
yang akan mereka kerjakan.
2. Setting
tempat yang dilakukan kelompok membuat anak-anak sedikit tidak nyaman, karena
saat itu di depan rumah yang menjadi tempat pembelajaran sedang ada kegiatan,
sehingga cukup ribut saat kegiatan dilakukan, dan karena daerahnya terbuka,
banyak juga anak-anak lain yang berdatangan.
3. Pada
saat games¸ kelompok sudah menyiapkan
banyak games tetapi karena antusias
anak-anak jadi kelompok berusaha memberikan games
tambahan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Danim,
Sudarwan dan Khairil. 2013. Paedagogi, Andragogi,
dan Heutagogi.
Bandung
: ALFABETA.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar